Dorong Peran TP PKK Cegah Stunting

Kamis, 14 November 2024 | Berita Pimpinan
PROKOPIM KUBU RAYA - Pj Bupati Kubu Raya Syarif Kamaruzaman mengatakan PKK merupakan organisasi kemasyarakatan yang punya unsur kelembagaan mulai dari tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, hingga desa. Eksistensi Gerakan PKK, ujarnya, diakui secara luas punya kontribusi nyata dalam pembangunan nasional.

"Eksistensinya diakui secara luas sebagai gerakan dari masyarakat dan mitra kerja pemerintah yang mendukung secara nyata terhadap akselerasi pembangunan melalui sepuluh program pokok yang dilaksanakan organisasi ini,” ungkap Syarif Kamaruzaman saat membuka kegiatan 
Peningkatan Kapasitas Ketua Pembina Posyandu Kecamatan dan Desa serta Petugas Gizi Puskesmas di Kabupaten Kubu Raya, Selasa (12/11/2024), di Hotel Alimoer Kubu Raya.

Tanggung jawab ketua Tim Penggerak PKK, kata Kamaruzaman, semakin bertambah dengan jabatan sebagai ketua pembina posyandu. Di mana posyandu saat ini telah bertransformasi sehingga tidak hanya melayani masyarakat pada bidang kesehatan tapi juga bergerak melayani di enam bidang standar pelayanan minimal seperti pendidikan, kesehatan, pekerjaan umum, perumahan rakyat, ketenteraman, ketertiban umum, dan perlindungan masyarakat serta sosial.

“Peran Tim Penggerak PKK di setiap jenjang semakin diperlukan untuk dapat berkolaborasi dengan pemerintah dalam melakukan pelayanan masyarakat melalui posyandu,” ujarnya.

Kamaruzaman menambahkan, tim pembina posyandu sebagai mitra kerja pemerintah mendapatkan amanat dan tanggung jawab untuk berpartisipasi aktif dalam percepatan penurunan angka stunting.

“Berdasarkan hasil survei status kesehatan (SKI) tahun 2023, angka stunting Kabupaten Kubu Raya sebesar 25,4 persen turun 2,2 persen dari tahun sebelumnya yang sebesar 27, 6 persen,” jelasnya.

PKK, sebut Kamaruzaman, memiliki peran strategis dalam pencegahan stunting tersebutmengingat kelompok sasaran PKK adalah keluarga. Sehingga intervensi langsung menyentuh kelompok sasaran stunting yakni remaja, calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, dan anak berusia 0-59 bulan.

“Yang terpenting terus melakukan pembinaan kepada kader agar mampu mengidentifikasi dan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki sesuai dengan dinamika yang berkembang saat ini,” pintanya.
Penulis (Syamsul Arifin)
Editor (Atik Mawarti)