Dikbud Gagas Kemah Pariwisata Budaya

Rabu, 13 Oktober 2021 | Kubu Raya

Kubu Raya - Kabupaten Kubu Raya memiliki potensi wisata baik wisata buatan hingga wisata budaya yang menyebar di seluruh kecamatan, seperti yang ada di wilayah Kecamatan Kubu dan Teluk Pakedai, keberadaan Bukit Wangkang yang berada di dua kecamatan tersebut saat ini mulai bermunculan wisata alam oleh warga setempat. Mengapresiasi dan mempromosikan potensi yang ada serta melihat potensi budaya yang berkembang setidaknya di dua kecamatan tersebut, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kubu Raya akan menggagas agenda yang memadukan dua potensi tersebut dengan satu event akbar yakni Kemah Pariwisata Budaya pada awal tahun 2022 nanti.

“Saat ini kita inventarisir terlebih dahulu siapa saja yang akan dilibatkan pada event tersebut. Selain siswa-siswa SD hingga SMP sederajat akan kita libatkan stakeholder terkait mulai dari DIsparpora, Dinas Pemdes dan lainnya,” kata Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Kubu Raya, M. Ayub usai mengunjungi wisata alam di Desa Sungai Deras Kecamatan Teluk Pakedai, akhir pekan lalu.

Ayub menginginkan, bentuk kegiatan inti memang kemah yang berbasis kepramukaan, namun pada agendanya dirancang berbagai agenda kebudayaan yang diikuti oleh peserta. “Seperti lomba-lomba hingga pertunjukan baik oleh peserta maupun dari masyarakat sekitar dengan masing-masing seni dan tradisi yang bersifat pertunjukkan,” tutur Ayub.

Dengan demikian, Ayub berharap akan adanya sinergi atau meminjam bahasa pak Bupati ‘kepong bakol’ untuk mendukung pariwisata dan budaya yang ada di Kubu Raya. “Memperkenalkan potensi wisata dan budaya kepada generasi muda adalah langkah yang besar agar potensi tersebut bisa berkembang untuk sector wisata dan bertahan maupun tumbuh untuk sector budaya,” ungkapnya.

Sementara itu, Kabid Kebudayaan, Tunggal melihat siwata alam yang ada di Sungai Deras Kecamatan Telok Pakedai sarat dengan nuansa sunda, dimana setelah ditelusuri ternyata warga di sana sebagian besar memang dihuni oleh masyarakat Sunda yang berasal dari program transmigrasi beberapa puluh tahun lalu. “Dengan nuansa khas Sunda mulai dari penataan saung hingga hidangan kulinernya, kita dimanjakan dengan pemandangan yang bisa memberikan rileksasi dan ketengan dari rutinitas sehari-hari di kota,” tutur Tunggal.

Di sisi lain, Tunggal menjelaskan untuk menuju kesana dengan kendaraan roda dua tidak juga terlalu jauh. “Sekitar dua jam dengan kendaraan roda dua,” ungkapnya.

>SUMBER<