Terpilih 11 Sekolah di Kubu Raya, Sekolah Penggerak Jadi Agen Perubahan
Selasa, 27 Juli 2021 | Kubu Raya
SUNGAI RAYA – Sebelas sekolah di Kubu Raya yang terdiri dari 2 SMP Negeri, 3 SMP swasta dan 6 SD Negeri terpilih menjadi sekolah penggerak setelah diseleksi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.
“Setelah dinyatakan menjadi sekolah penggerak, sebelas sekolah di Kubu Raya tersebut beserta dewan guru saat ini sedang mengikuti In House Training (IHT) Program Sekolah Penggerak mulai 22 hingga 29 Juli 202,” kata Kabid GTK Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kubu Raya, Sunardi kepada wartawan, Senin (26/7) di Sungai Raya.
Untuk tingkat SMP, yakni SMP Negeri 1 Kubu kata Sunardi, IHT nya dilaksanakan secara luring karena situasi tidak memungkinkan untuk dilakuakan secara daring, sedangkan SMP Negeri 1 Kuala Mandor B dan 3 SMP swasta lainnya dilakukan secara daring.
Begitu juga dengan seluruh sekolah dasar negeri, SD 7 Batu Ampar, SDN 09, 20 Sungai Raya, SDN 09 Sungai Kakap dan SDN 04 Teluk Pakedai melaksanakan IHT secara bersama. Kemudian SDN 18 Sungai Kakap melaksanakan IHT secara mandiri.
Sunardi menerangkan, ada beberapa pertimbangan untuk pelaksanaan IHT dilakukan secara daring maupun luring. Yang jelas katanya, sekolah yang sudah ditunjuk menjadi sekolah penggerak berdasarkan kelulusan kepala sekolah saat mengikuti tes sebagai kepala sekolah penggerak, kemudian berdasarkan syarat dan ketentuan dari pusat dipilihlah sekolah penggerak.
“Beruntung kepala sekolah yang dinyatakan memenuhi kriteria sebagai leader dari sekolah penggerak bisa mewakili Kubu Raya untuk menjadi pilot project program ini,” jelasnya.
Langkah awal menurut Sunardi seluruh peserta IHT nantinya dibimbing secara langsung oleh tutor dan pendamping untuk menyiapkan sekolah mereka menjadi sekolah penggerak yang nantinya akan menjadi agen perubahan (agent of change) dari kebijakan baru untuk penyempurnaan kurikulum 2013.
“Sesuai dengan kondisi saat ini, pelaksanaan pelatihan kami buat tidak terlalu memberatkan peserta. Dimana penyampaian materi hanya sampai pukul 12 siang. Sisanya bisa berbentuk penugasan,” ujarnya.
Hal tersebut dilakukan karena kondisi saat ini yang begitu kompleks, mulai dari proses pembelajaran jarak jauh (PJJ), serta kondisi pandemic yang masih belum menunjukkan kondusifitas serta berbagai kesibukan guru. Namun, Sunardi meyakini seluruh peserta bisa menuangkan pikiran, konsentrasi dan waktu agar peningkatan kualitas pendidikan di Kubu Raya bisa mengalami peningkatan.
“Kalau maunya kita tentu yang lulus adalah sekolah-sekolah yang jumlah muridnya banyak, tapi ini merupakan keputusan dari pusat, jadi memang harus dilaksanakan. Setidaknya hasil dari IHT ini sekolah penggerak mampu melahirkan rancangan dan konsep proses pembelajaran yang berbeda dari sebelumnya,” tuturnya.
Kepala SMP Negeri 1 Kuala Mandor B, H. Sumarno mengutarakan saat dinyatakan lulus sebagai kepala sekolah penggerak, dirinya terus mendapatkan bimbingan dari Dinas Pendidikan Kubu Raya untuk secara bertahap mempersiapkan diri sendiri dan civitas SMP Negeri 1 Kuala Mandor B. “Dengan segala keterbatasan yang ada, kami optimis bisa mewujudkan perubahan kearah lebih baik,” ujarnya.
Sumarno melihat, ada tuntutan bagi sekolah penggerak yang ditunjuk untuk bisa menghasilkan kurikulum operasional sekolah penggerak, dimana secara umum ada penekanan agar kurikulum yang dihasilkan bisa menciptakan anak-anak generasi Pancasila. “Kami berharap hasil dari IHT ini sekolah sudah bisa merumuskan draf kurikulum yang searah dengan visi sekolah penggerak,” ucap Sumarno.
 Berita Terbaru
-
Bupati Sujiwo Minta Muslimat NU Bantu Pembangunan ...
Selasa, 23 Desember 2025 03:54 WIB -
Gelar Bazar, Disbunak Kubu Raya Dukung Pengendalia...
Selasa, 23 Desember 2025 12:52 WIB -
Lahan KDMP di Punggur Besar Digugat, Pemkab Sebut ...
Selasa, 23 Desember 2025 07:09 WIB -
Pemkab Tertibkan Pelanggaran GSB Pelaku Usaha
Senin, 22 Desember 2025 09:09 WIB